Karena Kemenangan Memang Harus Diperjuangkan

Proses keikutsertaan Kontingen Pramuka Suandep Scout pada Kelopak Tahun 2024 terbilang tidak mudah. Butuh perjuangan ekstra untuk sampai kesana. Apalagi, di tengah persiapan tim, bencana melanda, beberapa gedung UPTD SMKN 2 Majene terbakar.

Ya, kebakaran gedung sekolah 7 Agustus 2024, yang menghanguskan gedung ruang guru, ruang tenaga administrasi, ICT Center, laboratorium dan musalah sekolah. meninggalkan duka yang mendalam bagi warga UPTD SMKN 2 Majene.

Hal tersebut juga berpotensi mengubah banyak hal di sekolah. Termasuk rencana keberangkatan kontingen pramuka Suandep Scout ke ajang Kemah dan Lomba Pramuka Penegak (Kelopak) Tingkat Nasional Tahun 2024 yang digelar Universitas Negeri Makassar.

Kebakaran membuat pihak sekolah harus banyak melakukan penyesuaian. Bahkan, guru dan tenaga administrasi sekolah harus berkantor di tempat sementara, untuk tetap menjalankan tugas.

Banyak peralatan dan perlengkapan pendukung administrasi sekolah yang harus diadakan ulang pasca kebakaran. Sedangkan memberangkatkan dua Tim Pramuka ke Maros tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Bisa dibayangkan bagaimana situasi kebatinan anggota Suandep Scout saat itu. Apalagi di saat yang sama, belum ada pernyataan resmi dari kepala sekolah untuk memberangkatkan tim ke ajang tersebut.

Beruntunglah, pihak sekolah tidak pernah menutup peluang bagi mereka untuk berangkat ke Maros. Mereka tetap menjaga semangat anak-anak itu agar tidak padam, di tengah situasi sulit pasca kobar api kebakaran yang melahap sekolah.

Pun demikian semangat anggota Suandep Scout, seperti tidak pernah surut. Pasca kebakaran mereka terus melanjutkan persiapan, tetap gigih berlatih.

Justeru pada saat kebakaran, merekalah orang-orang pertama yang datang mengevakuasi barang-barang perlengkapan, peralatan dan dokumen sekolah di ruang guru, kantor, laboratorium, perpustakaan dan di kelas-kelas, saat kebakaran berlangsung. Saat kejadian kebakaran, waktu itu, mereka memang masih latihan di sekolah.

Bahkan konon saat sebagian besar anggota Suandep Scout melakukan evakuasi, ada sebagian kecil yang langsung berlari menuju tempat penyimpanan karung-karung berisi gelas bekas air mineral pada salah satu ruang di sekolah.

Ya, karung-karung berisi gelas bekas air mineral itu adalah aset mereka yang sudah dikumpul berhari-hari. Mereka sengaja mengumpulkannya untuk dijual kepada pengepul sebagai tambahan dana berangkat ke Maros. Mereka enggan, hanya mengandalkan dana sekolah.

Tidak hanya mengumpulkan gelas bekas air mineral untuk mendapatkan tambahan dana, anak-anak itu juga berusaha menggalang dana dengan menggelar bazar.

Urusan latihan? Jangan ditanya, setiap pekan, mereka rela menghabiskan Waktu lebih banyak di sekolah, dibandingkan peserta didik lainnya, demi memantapkan persiapan.

Sehingga, melihat capaian mereka pada ajang yang barusan lagi digelar setelah "matisuri" enam tahun lamanya, adagium "proses tidak menghianati hasil," rasanya benar-benar telah berlangsung dalam kisah perjuangan Suandep Scout pada ajang Kelopak tahun ini.

Tujuh medali juara yang berhasil dikumpulkan sampai akhir kegiatan, adalah buktinya. Dimana kontingen putra berhasil mengumpulkan empat medali dan tiga medali dari kontingen putri.

Empat medali yang diraih Kontingen Putra, uraiannya yaitu, satu medali Juara 1 melalui lomba Pagelaran Seni. Dimana pada lomba tersebut Sangga Pramuka Suandep Scout menampilkan Perkusi Musik tradisional.

Tiga medali lain yang berhasil dikumpulkan Kontinngen Suandep Scout Putra adalah juara 3 pada lomba Administrasi, lomba Renang dan lomba Senam Pramuka.

Kontingen putri tidak mau ketinggalan. Srikandi Suandep Scout meraih juara 1 pada lomba Pionering dengan tema meja. Kemenangan pada lomba pioneering diperoleh secara meyakinkan dengan hanya menggunakan waktu 60 menit untuk menyelesaikan pionering, dari 180 menit waktu maksimal yang ditentukan panitia.

Tidak hanya pada lomba pionering. Kontingen Pramuka Putri juga mendapat dua tambahan medali lainnya, yaitu juara 2 pada lomba Administrasi dan juara 3 Jelajah Alam.

Kepala UPTD SMKN 2 Majene, Nurdin Sanuddin, mengisahkan bahwa saat pertama anggota Pramuka menyampaikan keinginan untuk mengikuti ajang Kelopak di Maros, Kepala sekolah tidak langsung memberikan izin, karena berbagai pertimbangan.

Untuk merespon permintaan tersebut, Kepala Sekolah meminta kepada para pembina Pramuka dan pelatih dari purna Pramuka Suandep Scout, untuk berdiskusi bersama dengan orang tua anggota pramuka yang akan diutus ke Maros. Setelah orang tua sepakat memberikan izin kepada anaknya untuk ikut kegiatan, barulah kemudian Kepala Sekolah juga memberi izin.

"Saya memberikan izin kepada mereka untuk ikut kegiatan meskipun waktu pelaksanaan kegiatan hanya satu bulan lebih setelah kebakaran di sekolah, karena persiapan mereka sudah berproses lama. Lagi pula, situasi sekolah sudah relatif kondusif pasca kebakaran,". urai Nurdin Sanuddin.

Pada prosesnya, Suandep Scout akhirnya mengirimkan sebanyak 16 anggotanya, terdiri atas 8 putra juga 8 putri untuk mengikuti Kelopak Tahun 2024, dari 22 sampai 28 September 2024, di Bumi Perkemahan Kostrad Kariango, Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. 

Pada kegiatan yang memperebutkan Piala Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia tersebut, anggota Suandep Scout berpartisipasi diberbagai bidang lomba, dari lomba pionering, penjelajahan, pramuka cerdas, isyarat, masak rimba, renang, senam pramuka, pidato bahasa inggris, mural, permainan tradisonal, inovasi digital, e-sport sampai lomba karya tulis ilmiah.

Suandep Scout bersaing dengan peserta Kelopak Tahun 2024 lainnya yang jumlahnya mencapai 40 pangkalan (sekolah). Dengan hanya tiga sekolah berasal dari Sulawesi Barat, yaitu SMKN 2 Majene, SMAN 1 Budongbudong dan SMAN 3 Polewali.

Hasilnya, kita tahu bersama, meski proses keberangkatan mereka ke ajang Kelopak Tahun 2024 penuh perjuangan, tetapi mereka tetap berhasil membawa pulang tujuh piala.

Akhirnya, dari Suandep Scout kita dapat belajar, bahwa "Kemenangan Memang Harus Diperjuangkan". SELAMAT!!! (an)